LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA
Nama :
Rika Puspita Sari
NIM :
D1A140944
Kelas :
Non Reg A-10 C
LABORATORIUM
BIOKIMIA JURUSAN FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
AL GHIFARI
BANDUNG
BAB I
TUJUAN
DAN PRINSIP
I.1
Tujuan Percobaan
1. Untuk
mengetahui prosedur uji protein
2. Untuk
mengidentifikasikan protein dengan cara uji Ninhidrin, uji Biuret, dan dengan
cara menentukan titik isoelektrik protein
3. Untuk
mengetahui kandungan protein yang ada dalam suatu zat
I.2
Prinsip Percobaan
Berdasarkan
identifikasi protein dengan menambahkan beberapa reagen tertentu berdasarkan
warna, bau, dan endapan. Serta identifikasi protein dengan beberapa uji.
BAB II
ALAT,
BAHAN, DAN PROSEDUR
II.1
Alat yang Digunakan
1. Tabung
reaksi 5. Bunsen
2. Pipet
tetes 6. Pembakar
spirtus
3. Gelas
ukur 7. Penjepit
tabung
4. Beaker
glass 8. Spatel
II.2
Bahan yang Digunakan
1. Buffer
asetat pH 5 8. Urea
2. Larutan
Ninhidrin 9. Air
3. Larutan
2% albumin 10. Buffer
asetat pH 5.3
4. Larutan
2% kasein 11. Buffer
asetat pH 6.0
5. Larutan
2% gelatin 12. Buffer
asetat pH 4.1
6. Larutan
10% NaOH 13. Buffer
asetat pH 3.8
7. Larutan
0.1% CuSO4 14.
Larutan 0.5% kasein
II.3
Prosedur
Uji
Ninhidrin
1.
Ke dalam 1 ml larutan 2% albumin,
larutan 2% kasein, larutan 2% gelatin tambahkan masing-masing 1 ml 0.1 N
larutan Buffer asetat pH 5 dan kemudian tambahkan 20 tetes larutan ninhidrin
dalam aseton
2.
Panaskan campuran tersebut diatas dalam
penangas air mendidih selama 5 menit, perhatikan warna yang terjadi
Uji Biuret
1.
Ke dalam tabung reaksi tambahkan 1 ml 2%
albumin dan 1 ml 10% NaOH, aduk kuat-kuat. Tambahkan 1 tetes 0.1% CuSO4
aduk baik-baik. Jika timbul warna tambahkan lagi beberapa tetes CuSO4
sampai terbentuk warna ungu
2.
Ke dalam tabung reaksi masukkan urea
satu sendok spatel dan panaskan hingga melebur. Dinginkan dan perhatikan
baunya. Larutkan urea yang telah dingin tersebut diatas dengan air, kemudian
lakukan reaksi biuret seperti cara 1.
Titik Isoelektrik Protein
1.
Ke dalam 5 tabung reaksi masing-masing
tambahkan 5 ml larutan 0.5% kasein. Selanjutnya pada kelima tabung tersebut
tambahkan masing-masing Buffer asetat pH 6.0; 5.3; 5.0; 4.1; dan 3.8 sebanyak 3
tetes
2.
Kocok campuran baik-baik serta catat
derajat kekeruhan setelah 0 menit, 10 menit, dan 30 menit
3.
Setelah 30 menit kelima tabung reaksi
diatas dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 30 menit. Pembentukan
endapan/kekeruhan paling cepat terjadi dekat titik isoelektrik larutan protein
BAB III
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
III.1
Data Pengamatan
Uji
Ninhidrin
Nama
Zat
|
Hasil
uji
|
Warna
yang dihasilkan
|
Larutan
2% albumin
|
-
|
Kuning
|
Larutan
2% kasein
|
+
|
Kuning
|
Larutan
2% gelatin
|
-
|
Kuning
|
(-)
= uji negative
(+)
= uji positif
Uji
Biuret
Nama
Zat
|
Hasil
uji
|
Hasil
pengamatan
|
Larutan
2% albumin
|
+
|
Warna
ungu
|
Urea
|
+
|
Warna
ungu, bau tengik
|
(+)
= uji positif
Titik
Isoelektrik Protein
Menit
|
pH 3.8
|
pH 4.1
|
pH 5.0
|
pH 5.3
|
pH 6.0
|
0
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
10
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
30
|
-
|
-
|
+
|
-
|
-
|
(-)
= tidak terjadi kekeruhan
(+)
= terjadi kekeruhan
Setelah
dipanaskan selama 30 menit: pada buffer asetat pH 5.3 dan 6.0 terdapat sedikit
endapan sehingga titik isoelektrik kasein terdapat pada pH 5.3 dan 6.0
III.2
Pembahasan
Pada percobaan kali ini praktikan melakukan uji
protein dengan beberapa macam uji seperti uji Ninhidrin, uji Biuret, dan titik
isoelektrik protein. Uji yang pertama dilakukan adalah uji Ninhidrin dengan
sampel yang digunakan adalah larutan 2% albumin, larutan 2% kasein, dan larutan
2% gelatin. Pertama-tama ambil masing-masing sampel albumin, kasein, dan
gelatin sebanyak 1 ml kemudian tambahkan 1 ml 0.1 N larutan Buffer asetat pH 5
pada masing-masing sampel tersebut. Penambahan larutan buffer asetat ini
bertujuan untuk menjaga pH dari asam amino. Karena jika ditambah pereaksi lain,
asam amino akan rusak. Lalu panaskan campuran tersebut pada penangas air
mendidih selama 5 menit. Setelah itu barulah terjadi perubahan warna pada
masing-masing sampel. Warna yang dihasilkan oleh sampel seharusnya berwarna
biru atau berwarna kuning untuk prolin dan hidroksi prolin. Pembentukan warna
biru ini terjadi karena asam amino bereaksi dengan ninhidrin sebagai oksidator
lunak yang menghasilkan hidrindantin, selanjutnya ninhidrin bereaksi dengan
hidrindantin dan ammonia membentuk suatu hasil reaksi yang berwarna biru. Untuk
sampel kasein terjadi perubahan warna menjadi kuning, hal ini menandakan bahwa
kasein menghasilkan uji positif. Pembentukan warna kuning pada kasein terjadi
karena kasein mungkin termasuk golongan prolin atau hidroksi prolin. Sedangkan
untuk sampel albumin dan gelatin menunjukkan hasil uji negative yaitu warna
yang terbentuk adalah kuning seharusnya pada albumin dan gelatin terbentuk
warna biru atau ungu. Menurut literatur ketika melakukan uji Ninhidrin untuk
protein, seharusnya albumin menghasilkan uji positif yaitu terbentuknya warna
biru, sedangkan untuk kasein dan gelatin seharusnya tidak menghasilkan uji
positif karena gelatin dan kasein tidak
mengandung sedikitnya satu gugus karboksil dan amino yang terbuka sehingga
ketika direaksikan dengan pereaksi ninhidrin tidak menghasilkan reaksi positif.
Uji yang kedua adalah uji Biuret. Uji Biuret bertujuan untuk mengetahui
adanya ikatan peptida pada protein yang ditandai dengan terbentuknya larutan
berwarna ungu. Sampel yang digunakan adalah
larutan 2% albumin dan urea. Pertama-tama masukkan 1 ml larutan 2%
albumin ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 1 ml 10% NaOH aduk dengan kuat,
kemudian tambahkan 1 tetes 0.1% CuSO4 aduk, jika timbul warna
tambahkan lagi beberapa tetes CuSO4
sampai terbentuk warna ungu. Untuk sampel yang kedua yaitu urea, pertama
masukkan urea sebanyak satu sendok spatel
ke dalam tabung reaksi dan panaskan hingga melebur, kemudian dinginkan
dan perhatikan baunya. Lalu larutkan urea yang telah dingin tersebut dengan air
, kemudian tambahkan 1 ml 10% NaOH dan 1 tetes 0.1% CuSO4 jika
timbul warna tambahkan lagi CuSO4 beberapa tetes hingga terbentuk
warna ungu. Dan ternyata sampel albumin dan urea menghasilkan uji positif yang
ditandai dengan terbentuknya warna ungu. Hal ini menandakan bahwa albumin dan
urea membentuk ikatan peptide. Uji Biuret
ini bereaksi dengan membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus –CO dan –NH pada
asam amino dalam protein. Pada uji biuret ini penambahan CuSO4 ini
tidak boleh berlebih karena Cu merupakan logam besar. Jika penggunaannya
terlalu banyak maka albumin dan urea akan terdenaturasi membentuk koagulan.
Pada suasana alkalis akan terbentuk Cu(OH)2 dari reaksi Cu²+
+ 2OH- → Cu(OH)2 (ungu) Cu²+ berwarna biru
intensif, jika berlebihan akan mengakibatkan warna ungu terkalahkan sehingga
hasilnya negative.
Uji yang terakhir dilakukan adalah uji titik
isoelektrik protein. Titik isoelektrik adalah suatu keadaan dimana pada pH tertentu protein mempunyai muatan positif negative yang seimbang/ protein dalam muatan
netral. Sampel yang digunakan pada uji ini adalah kasein. Pertama kasein
dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi kemudian masing-masing kasein ditambahkan
Buffer asetat pH 6.0; 5.3; 5.0; 4.1; dan 3.8 sebanyak 3 tetes dan dikocok
dengan waktu 0 menit, 10 menit, dan 30 menit, lalu perhatikan derajat
kekeruhannya. Setelah itu, kelima tabung tersebut dipanaskan pada penangas air
mendidih selama 30 menit, perhatikan pembentukan endapan yang palin cepat
terjadi. Dan didapat hasil bahwa pada pH 5.3 dan 6.0 terbentuk sedikit endapan
sehingga titik isoelektrik kasein terdapat pada pH 5.3 dan 6.0. Padahal pada
literature dijelaskan bahwa kasein memiliki titik isoelektrik pada pH 4,6. Kesalahan
ini mungkin terjadi dari kurangnya ketelitian dalam melakukan praktikum pada
uji titik isoelektrik protein ini dan mungkin juga bahan yang digunakan sudah
terkontaminasi dengan zat lain.
BAB IV
KESIMPULAN
IV.1
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa pada uji Ninhidrin sampel kasein menghasilkan uji positif.
Sedangkan untuk sampel albumin dan gelatin menunjukkan hasil uji negative
Menurut literatur ketika melakukan uji Ninhidrin untuk protein, seharusnya
albumin menghasilkan uji positif sedangkan untuk kasein dan gelatin seharusnya
tidak menghasilkan uji positif. Pada uji Biuret sampel albumin dan urea
menghasilkan uji positif yang ditandai dengan terbentuknya warna ungu. Pada uji
titik isoelektrik protein, titik isoelektrik kasein terdapat pada pH 5.3 dan
6.0. Padahal pada literature dijelaskan bahwa kasein memiliki titik isoelektrik
pada pH 4,6. Kesalahan ini mungkin terjadi dari kurangnya ketelitian dalam
melakukan praktikum pada uji titik isoelektrik protein ini dan mungkin juga
bahan yang digunakan sudah terkontaminasi dengan zat lain.
DAFTAR PUSTAKA
Chemist, S. (2014, Februari). Asam amino dan protein.
Retrieved Desember 2015, from
http://susichemist.blogspot.co.id/2014/02/asam-amino-dan-protein.html
Rahmania, I., & Rahayu, K. (2008). Modul Praktikum
Biokimia (Protein). Bandung: Universitas Al-Ghifari.
Sulistyansari, R. (2015, Februari). Biokimia protein.
Retrieved Desember 2015, from
http://rdsusisulistyansari.blogspot.co.id/2015/02/biokimia-protein.html
0 komentar:
Posting Komentar