Jumat, 05 Februari 2016

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
PROTEIN

        Nama       : Rika Puspita Sari
        NIM        : D1A140944
        Kelas       : Non Reg A-10 C

LABORATORIUM BIOKIMIA JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL GHIFARI
BANDUNG

2016

BAB I   

TUJUAN DAN PRINSIP

I.1   Tujuan Percobaan

1.      Untuk mengetahui prosedur uji protein
2.      Untuk mengidentifikasikan protein dengan cara uji Ninhidrin, uji Biuret, dan dengan cara menentukan titik isoelektrik protein
3.      Untuk mengetahui kandungan protein yang ada dalam suatu zat

I.2   Prinsip Percobaan

Berdasarkan identifikasi protein dengan menambahkan beberapa reagen tertentu berdasarkan warna, bau, dan endapan. Serta identifikasi protein dengan beberapa uji.


BAB II      

ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR

II.1      Alat yang Digunakan

1.      Tabung reaksi                 5. Bunsen
2.      Pipet tetes                      6. Pembakar spirtus
3.      Gelas ukur                      7. Penjepit tabung
4.      Beaker glass                   8. Spatel

II.2      Bahan yang Digunakan

1.      Buffer asetat pH 5                     8. Urea
2.      Larutan Ninhidrin                      9. Air
3.      Larutan 2% albumin                   10. Buffer asetat pH 5.3
4.      Larutan 2% kasein                     11. Buffer asetat pH 6.0
5.      Larutan 2% gelatin                     12. Buffer asetat pH 4.1
6.      Larutan 10% NaOH                   13. Buffer asetat pH 3.8
7.      Larutan 0.1% CuSO4                       14. Larutan 0.5% kasein

II.3      Prosedur

Uji Ninhidrin
1.      Ke dalam 1 ml larutan 2% albumin, larutan 2% kasein, larutan 2% gelatin tambahkan masing-masing 1 ml 0.1 N larutan Buffer asetat pH 5 dan kemudian tambahkan 20 tetes larutan ninhidrin dalam aseton
2.      Panaskan campuran tersebut diatas dalam penangas air mendidih selama 5 menit, perhatikan warna yang terjadi

Uji Biuret
1.      Ke dalam tabung reaksi tambahkan 1 ml 2% albumin dan 1 ml 10% NaOH, aduk kuat-kuat. Tambahkan 1 tetes 0.1% CuSO4 aduk baik-baik. Jika timbul warna tambahkan lagi beberapa tetes CuSO4 sampai terbentuk warna ungu
2.      Ke dalam tabung reaksi masukkan urea satu sendok spatel dan panaskan hingga melebur. Dinginkan dan perhatikan baunya. Larutkan urea yang telah dingin tersebut diatas dengan air, kemudian lakukan reaksi biuret seperti cara 1.

Titik Isoelektrik Protein
1.      Ke dalam 5 tabung reaksi masing-masing tambahkan 5 ml larutan 0.5% kasein. Selanjutnya pada kelima tabung tersebut tambahkan masing-masing Buffer asetat pH 6.0; 5.3; 5.0; 4.1; dan 3.8 sebanyak 3 tetes
2.      Kocok campuran baik-baik serta catat derajat kekeruhan setelah 0 menit, 10 menit, dan 30 menit
3.      Setelah 30 menit kelima tabung reaksi diatas dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 30 menit. Pembentukan endapan/kekeruhan paling cepat terjadi dekat titik isoelektrik larutan protein



BAB III   

DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

III.1   Data Pengamatan

Uji Ninhidrin
Nama Zat
Hasil uji
Warna yang dihasilkan
Larutan 2% albumin
-
Kuning
Larutan 2% kasein
+
Kuning
Larutan 2% gelatin
-
Kuning
(-) = uji negative
(+) = uji positif

Uji Biuret
Nama Zat
Hasil uji
Hasil pengamatan
Larutan 2% albumin
+
Warna ungu
Urea
+
Warna ungu, bau tengik
(+) = uji positif

Titik Isoelektrik Protein
Menit
pH 3.8
pH 4.1
pH 5.0
pH 5.3
pH 6.0
0
-
-
-
-
-
10
-
-
-
-
-
30
-
-
+
-
-
(-) = tidak terjadi kekeruhan
(+) = terjadi kekeruhan
Setelah dipanaskan selama 30 menit: pada buffer asetat pH 5.3 dan 6.0 terdapat sedikit endapan sehingga titik isoelektrik kasein terdapat pada pH 5.3 dan 6.0


III.2         Pembahasan

Pada percobaan kali ini praktikan melakukan uji protein dengan beberapa macam uji seperti uji Ninhidrin, uji Biuret, dan titik isoelektrik protein. Uji yang pertama dilakukan adalah uji Ninhidrin dengan sampel yang digunakan adalah larutan 2% albumin, larutan 2% kasein, dan larutan 2% gelatin. Pertama-tama ambil masing-masing sampel albumin, kasein, dan gelatin sebanyak 1 ml kemudian tambahkan 1 ml 0.1 N larutan Buffer asetat pH 5 pada masing-masing sampel tersebut. Penambahan larutan buffer asetat ini bertujuan untuk menjaga pH dari asam amino. Karena jika ditambah pereaksi lain, asam amino akan rusak. Lalu panaskan campuran tersebut pada penangas air mendidih selama 5 menit. Setelah itu barulah terjadi perubahan warna pada masing-masing sampel. Warna yang dihasilkan oleh sampel seharusnya berwarna biru atau berwarna kuning untuk prolin dan hidroksi prolin. Pembentukan warna biru ini terjadi karena asam amino bereaksi dengan ninhidrin sebagai oksidator lunak yang menghasilkan hidrindantin, selanjutnya ninhidrin bereaksi dengan hidrindantin dan ammonia membentuk suatu hasil reaksi yang berwarna biru. Untuk sampel kasein terjadi perubahan warna menjadi kuning, hal ini menandakan bahwa kasein menghasilkan uji positif. Pembentukan warna kuning pada kasein terjadi karena kasein mungkin termasuk golongan prolin atau hidroksi prolin. Sedangkan untuk sampel albumin dan gelatin menunjukkan hasil uji negative yaitu warna yang terbentuk adalah kuning seharusnya pada albumin dan gelatin terbentuk warna biru atau ungu. Menurut literatur ketika melakukan uji Ninhidrin untuk protein, seharusnya albumin menghasilkan uji positif yaitu terbentuknya warna biru, sedangkan untuk kasein dan gelatin seharusnya tidak menghasilkan uji positif karena  gelatin dan kasein tidak mengandung sedikitnya satu gugus karboksil dan amino yang terbuka sehingga ketika direaksikan dengan pereaksi ninhidrin tidak menghasilkan reaksi positif.
Uji yang kedua adalah uji Biuret.  Uji Biuret bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada protein yang ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna ungu. Sampel yang digunakan adalah  larutan 2% albumin dan urea. Pertama-tama masukkan 1 ml larutan 2% albumin ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 1 ml 10% NaOH aduk dengan kuat, kemudian tambahkan 1 tetes 0.1% CuSO4 aduk, jika timbul warna tambahkan lagi beberapa  tetes CuSO4 sampai terbentuk warna ungu. Untuk sampel yang kedua yaitu urea, pertama masukkan urea sebanyak satu sendok spatel  ke dalam tabung reaksi dan panaskan hingga melebur, kemudian dinginkan dan perhatikan baunya. Lalu larutkan urea yang telah dingin tersebut dengan air , kemudian tambahkan 1 ml 10% NaOH dan 1 tetes 0.1% CuSO4 jika timbul warna tambahkan lagi CuSO4 beberapa tetes hingga terbentuk warna ungu. Dan ternyata sampel albumin dan urea menghasilkan uji positif yang ditandai dengan terbentuknya warna ungu. Hal ini menandakan bahwa albumin dan urea membentuk ikatan peptide.  Uji Biuret ini bereaksi dengan membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus –CO dan –NH pada asam amino dalam protein. Pada uji biuret ini penambahan CuSO4 ini tidak boleh berlebih karena Cu merupakan logam besar. Jika penggunaannya terlalu banyak maka albumin dan urea akan terdenaturasi membentuk koagulan. Pada suasana alkalis akan terbentuk Cu(OH)2 dari reaksi Cu²+ + 2OH- → Cu(OH)2 (ungu) Cu²+ berwarna biru intensif, jika berlebihan akan mengakibatkan warna ungu terkalahkan sehingga hasilnya negative.
Uji yang terakhir dilakukan adalah uji titik isoelektrik protein. Titik isoelektrik adalah suatu keadaan dimana pada pH tertentu  protein mempunyai muatan positif  negative yang seimbang/ protein dalam muatan netral. Sampel yang digunakan pada uji ini adalah kasein. Pertama kasein dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi kemudian masing-masing kasein ditambahkan Buffer asetat pH 6.0; 5.3; 5.0; 4.1; dan 3.8 sebanyak 3 tetes dan dikocok dengan waktu 0 menit, 10 menit, dan 30 menit, lalu perhatikan derajat kekeruhannya. Setelah itu, kelima tabung tersebut dipanaskan pada penangas air mendidih selama 30 menit, perhatikan pembentukan endapan yang palin cepat terjadi. Dan didapat hasil bahwa pada pH 5.3 dan 6.0 terbentuk sedikit endapan sehingga titik isoelektrik kasein terdapat pada pH 5.3 dan 6.0. Padahal pada literature dijelaskan bahwa kasein memiliki titik isoelektrik pada pH 4,6. Kesalahan ini mungkin terjadi dari kurangnya ketelitian dalam melakukan praktikum pada uji titik isoelektrik protein ini dan mungkin juga bahan yang digunakan sudah terkontaminasi dengan zat lain.



BAB IV   

KESIMPULAN

IV.1         Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada uji Ninhidrin sampel kasein menghasilkan uji positif. Sedangkan untuk sampel albumin dan gelatin menunjukkan hasil uji negative Menurut literatur ketika melakukan uji Ninhidrin untuk protein, seharusnya albumin menghasilkan uji positif sedangkan untuk kasein dan gelatin seharusnya tidak menghasilkan uji positif. Pada uji Biuret sampel albumin dan urea menghasilkan uji positif yang ditandai dengan terbentuknya warna ungu. Pada uji titik isoelektrik protein, titik isoelektrik kasein terdapat pada pH 5.3 dan 6.0. Padahal pada literature dijelaskan bahwa kasein memiliki titik isoelektrik pada pH 4,6. Kesalahan ini mungkin terjadi dari kurangnya ketelitian dalam melakukan praktikum pada uji titik isoelektrik protein ini dan mungkin juga bahan yang digunakan sudah terkontaminasi dengan zat lain.


DAFTAR PUSTAKA


Chemist, S. (2014, Februari). Asam amino dan protein. Retrieved Desember 2015, from http://susichemist.blogspot.co.id/2014/02/asam-amino-dan-protein.html
Rahmania, I., & Rahayu, K. (2008). Modul Praktikum Biokimia (Protein). Bandung: Universitas Al-Ghifari.

Sulistyansari, R. (2015, Februari). Biokimia protein. Retrieved Desember 2015, from http://rdsusisulistyansari.blogspot.co.id/2015/02/biokimia-protein.html

0 komentar:

Posting Komentar