MAKALAH
PARASITOLOGI
FLAGELLATA
Oleh
:
Nama/NIM : Alya Risnanda / D1A140926
Nama/NIM : Eka wahyu W/D1A140978
Nama/NIM : Hilyatussa’adah/D1A140953
Nama/NIM : Rani Septiani R/D1A141002
Nama/NIM : Rahma Islamiyati/D1A14043
Nama/NIM : Rika Puspitasari/D1A140944
Nama/NIM : Rival Nurdiansyah/D1A140931
Kelas :10 C non-reg Farmasi
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
AL GHIFARI
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas izin dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah
ini dibuat sebagai tugas dari mata kuliah VIROLOGI & PARASITOLOGI yang
membahas mengenai FLAGELLATA. Adapun isi makalah ini disusun secara sistematis
dan merupakan referensi dari beberapa sumber yang menjadi acuan dalam
penyusunan tugas. Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. DR.
Widhorini, M.Sc selaku dosen mata kuliah Virologi & Parasitologi
2.
Orang tua yang telah mendukung kami
3.
Berbagai sumber referensi yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah
Semoga
makalah yang kami buat dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.
Mohon maaf bila ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Dan kami menunggu
saran ataupun kritikan yang membangun sehingga akan membuat makalah ini menjadi
lebih baik lagi.
Bandung,
Januari 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
GAMBARAN UMUM
Berdasarkan struktur tubuh dan alat geraknya
Flagellata (mastigophora) termasuk kedalam kelas phylum protozoa. Flagellata bergerak dengan flagel (bulu cambuk)
yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.
Flagellata hidup secara soliter atau bentuk koloni. Beberapa spesies flagellata
memiliki peran yang penting dalam ekosistem air, yaitu sebagai fiplankton dan
zooplankton.
I.2 KLASIFIKASI FLAGELLATA
Berdasarkan struktur morfologinya,
Flagellata dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu Fitoflagellata dan
Zooflagellata. Fitoflagellata merupakan kelompok flagellata yang memiliki ciri
seperti tumbuhan, sedangkan Zooflagellata merupakan kelompok flagellata yang
memiliki ciri seperti hewan (Roger, 1988).
I.2.1
Fitoflagellata
Fitoflagelata adalah
flagellata yang mirip dengan tumbuhan karena memiliki plastida, sehingga dapat
melakukan fotosintesis (Roger, 1988). Fitoflagellata memiliki beberapa cara
untuk mendapatkan makanan, yaitu:
·
Holozoik adalah mencari
makanan dari lingkungan, menelan, lalu mencernakan didalam tubuhnya.
·
Holofitrik adalah dengan
membuat makanan sendiri dengan cara fotosintesis.
·
Saprofitik adalah memakan
organisme yang sudah mati.
Berdasarkan ciri-ciri morfologinya, Fitoflagellata
diklasifikasikan menjadi 8 ordo, yaitu: Kriptomonadida, Euglenoida,
Dinoflagellata, Krisomonadida, Prymnesiida, Volvocida, Prasinomonadida, dan
Silicoflagellida (Roger, 1988).
1.
Kriptomonadida
Organisme yang termasuk
kedalam ordo ini memiliki ciri-ciri: tubuh kecil, berbentuk bulat telur, agak
pipih pada salah satu sisi tubuhnya, permukaan selnya licin dan dilapisi dengan
periplas, bentuk plastida memanjang mirip seperti perahu, memiliki dua buah
flagella didaerah apikal dekat lubang mulut. Kedua flagella ini memiliki
rambut-rambut yang tersusun dari protein filamen. Chroomonas mesostigmatica merupakan salah satu contoh yang
representatif dari ordo ini.
2.
Euglenoida
Ciri-ciri
organisme yang termasuk ordo ini adalah memiliki bentuk tubuh menggelendong
dengan ujung berbentuk meruncing, tubuhnya dilapisi dengan pelikel, memiliki
dua buah atau lebih flagel (satu bulu cambuk panjang dan satu bulu cambuk
pendek) yang muncul dari bagian lubang apikal, plastida berbentuk pipih dan
seperti pita, dan memiliki stigma yang tampak jelas (bintik mata berwarna
merah) yang berfungsi untuk membedakan antara gelap dan terang (Roger, 1988).
Beberapa contoh dari ordo Euglenoida yaitu Euglena
gracilis, Euglena acus,
dan Euglena viridis.
Menurut
Verda (2010), Euglena viridis dapat bersifat holofitrik dan
holozoik. Bersifat holofitrik karena memiliki kloroplas yang mengandung
klorofil, sehingga dapat membuat makanannya sendiri dengan cara melakukan
fotosintesis. Bersifat holozoik yaitu dengan cara memasukkan makanannnya yang
berupa organisme berukuran lebih kecil melalui sitofaring menuju vakuola dan
ditempat inilah makanan dicerna.
3.
Dinoflagellata
Organisme yang termasuk kedalam ordo
Dinoflagellata banyak ditemukan di air tawar maupun air laut, dan merupakan
sumber makanan penting bagi organisme kecil lainnya. Kelompok Dinoflagellata
ini memiliki ciri-ciri: bentuk selnya biconical (seperti katup), memiliki alur
spiral yang disebut cingulum dan celah longitudinal yang
disebut sulkus, dan memiliki bentuk plastid yang bulat memanjang (Roger, 1988).
Dinoflagellata memiliki 2 flagela. Kedua
flagella muncul dari satu lubang pada persimpangan antara cingulum dan sulcus.
Dinoflagellata mampu bereproduksi secara aseksual dan seksual. Secara Aseksual
biasanya melalui pembelahan mitosis khususnya pada dinoflagellata oseanik.
Secara seksual melalui meiosis atau bila kondisi lingkungan memburuk akan
berkembang menjadi kista istirahat dengan dinding sel yang tebal.
Contoh dari dinoflagellata antara lain Noctiluca miliaris dan Gymnodinium breve.Gymnodinium
breve memiliki bentuk mirip
seperti kunci gembok. Tubuhnya organisme ini dikelilingi oleh selulosa. Noctiluca miliaris kebanyakan hidup di air laut. Noctiluca miliaris dapat memancarkan sinar
(bioluminense) apabila tubuhnya terkena rangsangan mekanik (Irfani, 2011).
4.
Krisomonadida
Bentuk tubuh dari kelompok Krisomonadida
ini oval (bulat memanjang) atau seperti bentukan daun, kadang beberapa sel
membentuk koloni dalam sebuah selubung gelatin. Krisomonas memiliki plastid
yang berbentuk pipih melengkung. Memiliki sepasang flagel yang terdapat pada
daerah posterior tubuhnya, salah satu dari flagel memanjang.
5.
Prymnesiida
Coccoliths merupakan
salah satu contoh yang representatif dari ordo Prymnesiida.Coccoliths adalah kalsifikasi yang terbentuk
dari sel coccolithophores,
yang merupakan fitoplankton laut. Cincin coccolith terdiri dari sekitar dua puluh
unit kristal kalsit. Bentuk dari sel ini pipih-oval atau melengkung (mirip
seperti pelana kuda). Kloroplasnya terletak agak menonjol pada sel dan memiliki
bentukan seperti mangkuk. Memiliki dua flagel pada daerah lateral tubuhnya,
diantara flagel ini terdapat bentukan unik yang disebut haptonema.
6.
Volvocida
Bentuk tubuh organisme yang termasuk
ordo Volvocida umumnya bulat dan berdinding tebal. Setiap spesie memiliki satu
plastida dengan bentuk yang bermacam-macam, tetapi umumnya berbentuk melengkung
seperti cangkir. Flagellata yang dimiliki umumnya 2 atau 4. Struktur flagella
halus, tetapi padabeberapa spesies flagella berkaitan dengan papilla. Organisme
ini umumnya hidup berkoloni. Permukaan koloni halus karena dilapisi oleh
gelatin. Contoh dari ordo Volvocida antara lain: Volvox globator, Clamydomonas sp, dan Polytomela caeca. Ciri-ciri
dariVolvox antara lain
hidup secara berkoloni, koloni Volvox dapat terdiri dari ribuan sel yang
masing-masing sel memiliki dua flagella. Setiap sel memiliki inti, vakuola
kontraktil, stigma dan kloroplas.
7.
Prasinomonadida
Organisme yang termasuk kedalam ordo
Prasinomonadida, umumnya memiliki ciri-ciri: sel berbentuk oval-pipih dan
diselubungi oleh 1 atau lebih lapisan, memiliki satu plastida tipis yang
berbentuk seperti cangkir, dan memiliki 1, 2, 4 atau 8 flagel yang muncul dari
cekungan permukaan tubuhnya. Contoh spesies yang termasuk kedalam ordo
Prasinomonadida adalahTetraselmis convolutae.
8.
Silicoflagellida
Silicoflagellata tersebar secara luas di
seluruh dunia, hidup pada zona neritik dan juga perairan dingin.
Silicoflagellata adalah plankton laut yang mampu memperoleh energi baik sesara
autotrof maupun heterotrof. Silicoflagellata merupakan fitoplankton yang
berukuran sangat kecil yakni 6-20μm. Tubuh organisme ini berbentuk seperti
lempeng bintang dengan pseudopodia yang muncul dari permukaan tubuhnya dan
membentuk duri. Selnya memiliki banyak plastida kecil yang berbentuk bulat
(Roger, 1988). Pergerakan tubuhnya dilakukan dengan bantuan salah satu flagella
yang panjang. Flagella terletak didekat salah satu duri pada permukaan
tubuhnya. Duri pada kerangka pada organisme ini berfungsi untuk mengapung
diperairan. Kerangka Silicoflagellata biasanya terdiri 1-2% dari komponen
mengandung silika sedimen laut.
I.2.2
Zooflagellata
Zooflagellata adalah flagellata yang
menyerupai hewan, tidak berkloroplas dan bersifat heterotrof. Flagellata ini
ada yang hidup bebas, bersimbiosis dengan organisme lain, namun kebanyakan
bersifat parasit pada organisme lain. Berdasarkan
ciri-ciri morfologinya, Zooflagellata diklasifikasikan menjadi 8 ordo, yaitu:
Choanoflagellida, Cercomonadida, Pteromonadida, Trichomonadida, Diplomonadida,
Hypermastigida, Kinetoplastida, dan Opalinida (Roger, 1988).
1.
Choanoflagellida
Choanoflagellata banyak
ditemukan di laut atau air payau. Kelompok Choanoflagellata merupakan contoh
yang sangat representative untuk mengGambarkan Zooflagellata yang hidup bebas
dan memiliki struktur yang unik dalam mendapatkan makanan. Flagellata ini
memiliki kumpulan mikrovilli pada bagian apikal yang berfungsi untuk menangkap
mangsanya. Pada fase dewasa organisme ini hidup sesil dengan menempelkan bagian
tangkainya pada substrat. Salah satu contoh spesies yang termasuk kedalam ordo
ini adalah Monosiga ovata.
2.
Cercomonadida
Organisme yang termasuk kedalam ordo
Cercomonadida, umumnya memiliki ciri-ciri: bentuk sel pyriform atau silindris,
dapat melakukan gerakan amoeboid pada bagian posterior tubuh guna untuk
menangkap mangsa, nukleus besar dan terletak pada bagian anterior, memiliki dua
flagellata yang tidak simetris (yang 1 menjulur panjang, sedangkan yang lain
pendek)
3.
Proteromonadida
Memiliki
penjuluran flagella yang panjang adalah salah satu kharakteristik dari ordo
Proteromonadida. Organisme ini memiliki dua buah flagel. Flagellata ini
merupakan flagellata parasit pada amfibi dan reptile. Nucleus pada organisme
ini tampak jelas pada bagian anterior, didekat nucleus ini tampak mitokondria yang
berbentuk melengkung.
4. Diplomonadida
Beberapa Diplomonas hidup didalam
sisitem pencernaan inang, beberapa merupakan parasit pada manusia. Diplomonas
yang hidup bebas umumnya berada di perairan yang kaya akan bahan organik.
Organisme yang termasuk kedalam ordo Diplomonadida, umumnya memiliki sel
memiliki bentukan simetri antara nukleus dan sistem flagella. Flagella yang
dimiliki oleh organisme ini 1 sampai 4 buah. Flagella berada dalam alur
longitudinal. Nucleus pada sel ini memiliki 2 nukleus yang tampak seperti
bentukan mata (Roger, 1988). Organisme ini tidak memiliki mitokondria dan
aparatus Golgi, namun memiliki relik mitokondria yang disebut mitosomes. Trepomonas sp danHexamita sp merupakan contoh Diplomonas
yang hidup bebas. Giardia
lamblia merupakan contoh
Diplomonas yang hidup sebagai parasit pada manusia (Tovar et al., 2003).
5.
Trichomonadida
Organisme yang termasuk kedalam ordo
Cercomonadida, umumnya memiliki ciri-ciri: bentuk sel pyriform atau oval,
beberapa spesies dapat melakukan gerakan amoboid, nukleusnya terdapat pada
bagian anterior tubuhnya, memiliki bentukan membrane bergelombang, jumlah
flagelnya antara 4 hingga 6 buah. Nukleus pada organisme ini berikatan dengan
pelta (bagian yang melengkung) pada axostyle. Salah satu contoh spesies yang termasuk
ordo Trichomonadida adalahTritricomonas foetus (Roger, 1988).
6. Hypermastigida
Metacoronympha merupakan
genus terbesar pada ordo Hypermastigida. Organisme ini hidup didalam usus pada
rayap dan kecoa. Ciri khas dari organisme yang termasuk kedalam ordo ini adalah
bentuk sel pyriform dengan flagel yang tersusun mengerucut pada bagian apikal.
Organisme ini memiliki satu nukleus.
7. Kinetoplastida
Ordo ini diberi nama
Kinetoplastida karena spesies-spesiesnya memiliki organ khusus, kinetoplas.
Anggota dari ordo kinetoplastida ada yang hidup bebas dan ada yang hidup
sebagai parasit. Spesies yang hidup bebas di alam, umumnya hidup di lingkungan
perairan yang mengandung banyak senyawa organik. Organisme parasitik pada ordo
ini dibedakan menjadi 2 genus, yaitu: Leishmania dan Trypanosoma yang dapat menyebabkan penyakit
pada manusia. Dua contoh spesies yang paling representatif untuk mewakili
anggota ordo Kinetoplastida yang hidup bebas adalah Bodo saltans dan Chynchomonas nasuta. Bodo saltans merupakan flagellata aquatik yang
memiliki flagella yang panjang untuk membantunya meluncur (bergerak). Spesies
ini banyak ditemukan di air tawar yang banyak mengandung bakteri atau air payau
yang tinggi akan kandungan senyawa organik Chynchomonas nasuta merupakan spesies bacterivorus
dengan 1 flagella panjang dan 1 flagella anterior pendek yang muncul dari
daerah sitofaring.Pada genus Leishmania ada tiga spesies yang paling
sering menjadi parasit pada manusia, yaitu: Leishmania
donovani yang menyebabkan
leismaniasis viseral atau kala azar, Leishmania
tropica yang menyebabkan
leismaniasis kulit atau “oriental sore”, dan Leishmania
bransiliensisyang menyebabkan leismeniasis mukokutis atau Espundia. Pada
genus Trypanosoma terdapat tiga spesies yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu Trypanosoma
brucei, Trypanosoma
gambiense, dan Trypanosoma
cruzi. Penyakit yang
disebabkan oleh spesies tersebut disebut tripanosomiasis (Gandahusada dkk.,
1998). Gambar spesies Trypanosoma
gambiense disajikan pada
Gambar 4.22.
8.
Opalinata
Opalinata merupakan kelompok organisme
yang memiliki multiflagel. Organisme memiliki cirri-ciri: berbentuk pipih,
silindris, atau mirip sepertibentukan daun, bagian permukaan sel dikelilingi
oleh pelikel dan flagella (flagella tampak seperti silia), memiliki 1 atau
banyak nukleus, tidak memiliki cytopharing, dan sistem pencernaanya
termodifikasi menjadi pinositosis. Umumnya Opalinida hidup berkomensalisme
didalam sistem pencernaan amfibi atau ikan.
I.3
SIKLUS HIDUP
Reproduksi pada flagellata ada 2 macam, yaitu vegetatif dan
generatif. Reproduksi vegetatif dengan cara pembelahan biner secara
longitudinal misalnya pada Euglena.Sedangkan
reproduksi generatif terjadi karena persatuan antara ovum dan spermatozoid,
misalnya pada Volvox. Reproduksi
secara generatif berfungsi untuk memperkaya variasi genetik, sehingga
menghasilkan individu mutan yang lebih tahan terhadap lingkungan.
Pada
volvox terdapat koloni jantan yang
menghasilkan sperma dan koloni betina yang menghasilkan ovum namun ada juga
koloni yang bersifat hermafrodit yang dapat menghasilkan sperma dan ovum.
Meskipun koloni yang bersifat hemafrodit dapat menghasilkan sperma dan ovum
dalam satu koloni, kematangan sperma dan ovum tidak pada saat bersamaan,
sehingga tidak dapat terjadi pembuahan diri. Ovum dihasilkan oleh oogonium,
sedangkan volvox jantan menghasilkan
spermatozoid oleh spermatogonium. Setelah terjadi fertilisasi akan menghasilkan
zigot, zigot akan menghasilkan 4 spora yang kemudian akan menjadi individu
baru.
I.4
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana klasifikasi flagellata?
2.
Bagaimana siklus hidup falgellata?
3.
Bagaimana morfologi dan anatomi
flagellata?
4.
Bagaimana pencegahan dan pengobatan yang
disebabkan oleh flagellata?
I.5
TUJUAN
1.
Mengetahui klasifikasi flagellata.
2.
Mengetahui siklus hidup flagellata.
3.
Mengetahui morfologi dan anatomi
falgellata .
4.
Mengetahui pencengahan dan pengobatan
yang disebabkan oleh flagellata.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
PENGERTIAN FLAGELLATA
Flagellata dalam bahasa Latin diambil dari kata flagell yang berarti cambuk atau
mastigophora (dari bahasa yunani) mastig yang
berarti cambuk. Ciri khas dari kelas flagellata ini adalah alat geraknya yang
berupa cambuk getar . Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagel juga dapat
digunakan untuk mengetahui keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan
sebagai alat indera karena mengandung sel-sel reseptor di permukaan flagel dan
alat bantu untuk menangkap makanan. Klasifikasi flagellate dibedakan menjadi 2,
yaitu Fitoflagellata dan Zooflagellata.
II.1.1
Ciri-ciri Flagellata
1.
Mempunyai
flagel (bulu cambuk) sebagai alat gerak.
2.
Hidup
sebagai parasit atau hidup bebas di habitat air laut dan air tawar.
3.
Permukaan
tubuhnya dilapisi oleh kutikula sehingga bentuknya tetap.
4.
Memiliki
dua macam protoplasma, yaitu, ektoplasma (lapisan luar) yang memadat dan
lapisan dalam berupa endoplasma yang berwujud agak encer.
5.
Sistem
reproduksi flagellata adalah dengan membelah diri secara memanjang
II.2
MORFOLOGI DAN ANATOMI FLAGELLATA SECARA UMUM
II.2.1
Morfologi Flagellata
Bentuk tubuh flagellata
sangat beragam, ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola, memanjang, dan
polimorfik. Hidupnya soliter atau berkoloni. Bergerak menggunakan flagel.
Struktur tubuh flagellata ada yang diselubungi oleh membrane selulosa dan ada
yang terlindungi oleh selaput pelikel. Terdapat stigma dan didalam sitoplasma terdapat
berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus,vakuola kontraktil, dan
vakuola nonkontraktil. Hampir semua golongan Flagellata mempunyai stadium
trofozoit dan stadium kista, kecuali genus Trichomonas, yang hanya mempunyai
stadium trofozoit. Stadium trofozoit mempunyai beberapa flagel yang keluar dari
bleparoplas. Juga terdapat membran bergelombang yang mempunyai dasar costa.
Kadang-kadang ada struktur yang tampak sebagai garis dari anterior ke posterior
yang disebut axostyl. Ada beberapa Flagellata yang mempunyai sitostoma. Cara
berkembang biak dari Protozoa ini secara aseksual dengan belah pasang
longitudinal
II.3
Flagellata yang Menyerang
Manusia
1. Flagellata
intestinal, oral, dan genital yang menginfeksi saluran pencernaan, rongga
mulut, dan tractus urogenital. Dari golongan ini yang patogen hanya dua
spesies, yaitu: Giardia lamblia, Trichomonas vaginalis
2. Flagellata
darah dan jaringan, yang menginfeksi sistem vasculer dan bermacam jaringan
tubuh.Dari golongan ini yang patogen-terdapat dua genus, yaitu:
a. Genus
Leishmania yang terdiri dari spesies:
·
Leishmania
donovani
·
Leishmania
tropica
·
Leishmania
brasiliensis
b. Genus
Trypanosome, yang terdiri dari spesies:
·
Trypanosome
rhodesiense
·
Trypanosome
gambiense
·
Trypanosome
cruzi
II.4
Giardia lamblia
Protozoa ini pertama kali dilihat oleh Leeuwenhoek
waktu memeriksa tinjanya sendiri tahun 1681, yang terlihat sebagai organisme
yang bergerak. Parasit ini tersebar luas secara kosmopolit, dan lebih sering
ditemukan pada daerah tropik dan subtropik dan prevalensinya tinggi pada
anak-anak. Protozoa ini berhabitat di usus halus, kadang-kadang di saluran
empedu bahkan ada juga di kandung empedu. Hospes penyakit ini adalah manusia
dan hospes reservoirnya adalah tikus. Penyakit yang ditimbulkan oleh penyakit
ini disebut Giardiasis atau Lambliasis.
II.4.1
Morfologi Giardia
lamblia
Giardia lamblia memiliki 2 stadium, yaitu stadium
trofozoit dan stadium kista. Trofozoit
berukuran panjang 9-20 μm, lebar 5-15 μm. Berbentuk oval hingga ada yang
berbentuk buah pear atau bentuk hati. Bentuk trofozoit spesies ini memiliki :
sucking disc pada ujung anteriornya, yaitu area konkaf yang menutupi setengah
dari permukaan ventral. Dua buah nuclei yang terletak simetris bilateral.
Nuklei tersebut mengandung sedikit kromatin perifer namun memiliki kariosom
besar yang berada di tengah. Sebuah axostyle, terdiri dari 2 axonema yang
membagi dua tubuhnya. Dua buah median bodies (parabasal bodies), diduga
memiliki peranan dalam proses metabolisme. Empat flagella yang terletak di
lateral, 2 lateral di ventral, dan 2 terletak di kaudal.
Kista berukuran lebih kecil daripada trofozoit yaitu
panjang 8-18 μm dan lebar 7-10 μm. Letak kariosom lebih eksentrik bila
dibandingkan dengan trofozoit. Pada kista yang telah matur terdapat 4 buah
median bodies, 4 buah nuclei, dan dapat pula ditemukan longitudinal fibers.
II.4.2
Patologi dan
Gejala Klinik Giardia lamblia
Dengan batil isap yang cekung, stadium trofozoit
melekat pada permukaan epitel usus, sehingga, menimbulkan gangguan fungsi usus
dalam penyerapan sari makanan terutama dalam menyerap lemak. Kerusakan biasanya
berupa penipisan villi, dan peradangan kripti dan lamina propria. Kelainan yang
disebabkan oleh iritasi dan toksik, apalagi dengan infeksi ini terjadi gangguan
sekresi dari cairan empedu, maka akan terjadi gangguan absorbsi lemak dan
vitamin A, hingga dapat terjadi steatohrhoe dan avitaminosa A. Produksi enzim
oleh mukosa juga akan berkurang. Penghambatan allran bilirubin oleh G. lamblia
akan menghambat aktivitas pacreatic lipase yang menimbulkan gejala kembung,
abdomen akan membesar dan tegang, timbul rasa mual dan anureksia yang berakibat
berat badan menurun dengan tinja berbau busuk. Semua gejala ini disebut
sindroma malabsorbsi.
Bila
gejala berkelanjutan tanpa pengobatan, maka akan terjadi keadaan yang lebih
serius, yaitu penderita akan menjadi kurus kering yang disebut cachexi.
II.4.3
Pencegahan dan Pengobatan Giardia
lamblia
A. Pencegahan
pada penyakit yang disebabkan oleh Giardia
lamblia:
1. Menggunakan
iodium atau klorin dioksida pada air yang dikonsumsi.
2. Parameter
air seperti suhu, kekeruhan dan kepekatan juga dapat mempengaruhi efektifitas
suatu perawatan terhadap infeksi
B. Pengobatan
pada penyakit yang disebabkan oleh Giardia lamblia :
1. Metronidazol
dosis dewasa 3 x 25 mg/hari selama 7 hari. Untuk anak dosis disesuaikan dengan
usia.
2. Chloroquin
300 mg dosis tunggal selama 5 hari.
3. Atebrin
dan Acrinil juga dapat dipakai sebagai obat yang spesifik untuk Giardiasis
(Schneider 1961).
II.5
Trichomonas
vaginalis
Penyebaran dari Protozoa ini hampir di seluruh
dunia. Parasit ini berhabitat pada vagina wanita
, pada uretra, epididimis, dan prostat pada laki-laki. Parasit ini tidak tahan pada desinfektan zat pulasan dan antibiotika. Dalam biakan, parasit ini mati pada pH kurang dari 4,9.Penularan dari parasit ini dapat secara langsung melalui hubungan seksual dan secara tidak langsung melalui alat kedokteran secara tidak sengaja, atau melalui alat mandi dan toilet seat. Dilaporkan juga bahwa parasit ini dapat hidup selama 1 hari pada handuk yang lembab.
, pada uretra, epididimis, dan prostat pada laki-laki. Parasit ini tidak tahan pada desinfektan zat pulasan dan antibiotika. Dalam biakan, parasit ini mati pada pH kurang dari 4,9.Penularan dari parasit ini dapat secara langsung melalui hubungan seksual dan secara tidak langsung melalui alat kedokteran secara tidak sengaja, atau melalui alat mandi dan toilet seat. Dilaporkan juga bahwa parasit ini dapat hidup selama 1 hari pada handuk yang lembab.
II.5.1
Morfologi Trichomonas
vaginalis
Trichomonas
vaginalis tidak memiliki stadium kista tetapi hanya ditemui
dalam stadium tropozoit. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
·
Bentuknya oval atau piriformis
·
Memiliki 4 buah flagel anterior
·
Flagel ke-5 menjadi axonema dari membran
bergelombang (membrana undulant)
·
Pada ujung posterior terdapat axonema
yang keluar dari badan, yang diduga untuk melekatkan diri pada jaringan
sehingga menimbulkan irritasi.
·
Memiliki satu buah inti
·
Memiliki sitostoma pada bagian anterior
untuk mengambil makanan
·
Perkembangbiakan dengan cara belah
pasang.
II.5.2
Patologi dan Gejala Klinik Trichomonas vaginalis
Tidak semua orang yang terinfeksi dengan T vaginalis
menjadi sakit, tapi bila flora, bakteri, pH dan keadaan fisiologi vagina
sesuai, maka T vaginalis yang ditularkan dalam jumlah cukup mulai berkembang
biak menyebabkan degenerasi dan deskuamasi sel epitel vagina yang disusul oleh
serangan leukosit. Sekret vagina yang terdiri dari parasit dan leukosit serta
Bel-Bel epitel yang rusak akan mengalir keluar vagina yang menimbulkan gejala
flour albus atau keputihan yang disebut juga leucorrhoe. Gejala ini disertai
dengan pruritus vagina atau vulva dan kadang-kadang terjadi rasa nyeri waktu
kencing (disuria). Infeksi dapat menjalar menjadi uretritis, namun ada infeksi
tanpa gejala same sekali. Pada laki-laki umumnya tanpa gejala, tapi pada
infeksi beret dan kronis bisa menyebabkan uretritis, prostatitis, dan
prostovesikulitis.Pada pemeriksaan inspeculo, kelainan vaginitis terlihat
dinding vagina dengan tanda-tanda peradangan dan hyperemi dan terlihat ptechie.
Flour terkumpul di belakang porno ada yang encer, kadang-kadang terjadi infeksi
campuran, make terlihat flour yang kental berwarna putih kekuning-kuningan atau
putih kelabu dan berbusa.
II.5.3
Pencegahan dan Pengobatan Trichomonas vaginalis
A. Pencegahan
1. Menghindari
kontak seksual dengan orang yang diketahui terinfeksi dengan STD apapun
2. Penggunaan
kondom laki-laki atau perempuan untuk setiap episode hubungan seksual
3. Menghindari
hubungan seksual dengan banyak pasangan
4. Menghindari
asupan alkohol yang tinggi, yang dapat meningkatkan risiko hubungan seksual
dengan banyak pasangan dan tanpa menggunakan kondom
B. Pengobatan
pada penyakit yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis :
Pengobatan
harus diberikan pada pasangan suami-Istri, yaitu Metronidazol per os: 2 x 250
mg/hari selama 5-7 hari. Lokal untuk wanita Metronidazol 500 mg dalam bentuk
tablet vagina satu kali sehari selama
5-7 hari.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan mengenai flagellata diatas,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
- Flagellata berdasarkan bentuknya dikelompokan menjadi Fitoflagellata dan Zooflagellata
- Flagellata berdasarkan habitatnya dikelompokan menjadi Flagellata intestinal, oral, dan genital dan Flagellata darah dan jaringan
- Morfologinya, Bentuk tubuh flagellata sangat beragam, ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola, memanjang, dan polimorfik. Hidupnya soliter atau berkoloni. Bergerak menggunakan flagel. Struktur tubuh flagellata ada yang diselubungi oleh membrane selulosa dan ada yang terlindungi oleh selaput pelikel. Terdapat stigma dan didalam sitoplasma terdapat berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus,vakuola kontraktil, dan vakuola nonkontraktil.
- Flagellata bereproduksi dengan cara vegetatif dan generatif
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah. (2013, April). Makalah Mastighopora n Flagellata.
Retrieved Januari 2016, from http://blogaisyahs.blogspot.co.id: •
http://blogaisyahs.blogspot.co.id/2013/04/makalah-mastighopora-n-flagellata
Al-Rasyid, M. (2012, Mei). Giardia lamblia. Retrieved
Januari 2016, from http://maksumprocedure.blogspot.co.id:
http://maksumprocedure.blogspot.co.id/2012/05/giardia-lamblia
Padlan. (2012, Juli). Makalah Flagellata. Retrieved
Januari 2016, from http://padlan14.blogspot.co.id:
http://padlan14.blogspot.co.id/2012/07/makalah-flagellata
Purwoko, D. (2015, Februari). Buku Ajar. Retrieved
Januari 2016, from http://djokopurwoko.blogspot.co.id:
http://djokopurwoko.blogspot.co.id/2015/02/buku-ajar-ii-106-278
Quintana, K. (2012, April). Trichomonas
vaginalis. Retrieved Januari 2016, from http://cocoquiin.blogspot.co.id:
http://cocoquiin.blogspot.co.id/2012/04/trichomonas-vaginalis_27
0 komentar:
Posting Komentar