Kamis, 04 Februari 2016

MAKALAH PARASITOLOGI
FLAGELLATA
Oleh :
Nama/NIM    : Alya Risnanda / D1A140926
Nama/NIM   : Eka wahyu W/D1A140978
Nama/NIM   : Hilyatussa’adah/D1A140953
Nama/NIM   : Rani Septiani R/D1A141002
Nama/NIM   : Rahma Islamiyati/D1A14043
Nama/NIM   : Rika Puspitasari/D1A140944
Nama/NIM   : Rival Nurdiansyah/D1A140931

 Kelas             :10 C non-reg Farmasi



FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL GHIFARI
BANDUNG
2016



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas izin dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat sebagai tugas dari mata kuliah VIROLOGI & PARASITOLOGI yang membahas mengenai FLAGELLATA. Adapun isi makalah ini disusun secara sistematis dan merupakan referensi dari beberapa sumber yang menjadi acuan dalam penyusunan tugas. Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1.      DR. Widhorini, M.Sc selaku dosen mata kuliah Virologi & Parasitologi
2.      Orang tua yang telah mendukung kami
3.      Berbagai sumber referensi yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Mohon maaf bila ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Dan kami menunggu saran ataupun kritikan yang membangun sehingga akan membuat makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Bandung,  Januari 2016

Penyusun



BAB I   

PENDAHULUAN

I.1         GAMBARAN UMUM

Berdasarkan struktur tubuh dan alat geraknya Flagellata (mastigophora) termasuk kedalam kelas phylum protozoa. Flagellata bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan. Flagellata hidup secara soliter atau bentuk koloni. Beberapa spesies flagellata memiliki peran yang penting dalam ekosistem air, yaitu sebagai fiplankton dan zooplankton.


I.2   KLASIFIKASI FLAGELLATA

Berdasarkan struktur morfologinya, Flagellata dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu Fitoflagellata dan Zooflagellata. Fitoflagellata merupakan kelompok flagellata yang memiliki ciri seperti tumbuhan, sedangkan Zooflagellata merupakan kelompok flagellata yang memiliki ciri seperti hewan (Roger, 1988).

I.2.1         Fitoflagellata

Fitoflagelata adalah flagellata yang mirip dengan tumbuhan karena memiliki plastida, sehingga dapat melakukan fotosintesis (Roger, 1988). Fitoflagellata memiliki beberapa cara untuk mendapatkan makanan, yaitu:
·         Holozoik adalah mencari makanan dari lingkungan, menelan, lalu mencernakan didalam tubuhnya.
·         Holofitrik adalah dengan membuat makanan sendiri dengan cara fotosintesis.
·         Saprofitik adalah memakan organisme yang sudah mati.
Berdasarkan ciri-ciri morfologinya, Fitoflagellata diklasifikasikan menjadi 8 ordo, yaitu: Kriptomonadida, Euglenoida, Dinoflagellata, Krisomonadida, Prymnesiida, Volvocida, Prasinomonadida, dan Silicoflagellida (Roger, 1988).
1.      Kriptomonadida
Organisme yang termasuk kedalam ordo ini memiliki ciri-ciri: tubuh kecil, berbentuk bulat telur, agak pipih pada salah satu sisi tubuhnya, permukaan selnya licin dan dilapisi dengan periplas, bentuk plastida memanjang mirip seperti perahu, memiliki dua buah flagella didaerah apikal dekat lubang mulut. Kedua flagella ini memiliki rambut-rambut yang tersusun dari protein filamen. Chroomonas mesostigmatica merupakan salah satu contoh yang representatif dari ordo ini.
2.      Euglenoida
Ciri-ciri organisme yang termasuk ordo ini adalah memiliki bentuk tubuh menggelendong dengan ujung berbentuk meruncing, tubuhnya dilapisi dengan pelikel, memiliki dua buah atau lebih flagel (satu bulu cambuk panjang dan satu bulu cambuk pendek) yang muncul dari bagian lubang apikal, plastida berbentuk pipih dan seperti pita, dan memiliki stigma yang tampak jelas (bintik mata berwarna merah) yang berfungsi untuk membedakan antara gelap dan terang (Roger, 1988). Beberapa contoh dari ordo Euglenoida yaitu Euglena gracilis, Euglena acus, dan Euglena viridis.
Menurut Verda (2010), Euglena viridis dapat bersifat holofitrik dan holozoik. Bersifat holofitrik karena memiliki kloroplas yang mengandung klorofil, sehingga dapat membuat makanannya sendiri dengan cara melakukan fotosintesis. Bersifat holozoik yaitu dengan cara memasukkan makanannnya yang berupa organisme berukuran lebih kecil melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat inilah makanan dicerna.
3.      Dinoflagellata
Organisme yang termasuk kedalam ordo Dinoflagellata banyak ditemukan di air tawar maupun air laut, dan merupakan sumber makanan penting bagi organisme kecil lainnya. Kelompok Dinoflagellata ini memiliki ciri-ciri: bentuk selnya biconical (seperti katup), memiliki alur spiral yang disebut cingulum dan celah longitudinal yang disebut sulkus, dan memiliki bentuk plastid yang bulat memanjang (Roger, 1988).
Dinoflagellata memiliki 2 flagela. Kedua flagella muncul dari satu lubang pada persimpangan antara cingulum dan sulcus. Dinoflagellata mampu bereproduksi secara aseksual dan seksual. Secara Aseksual biasanya melalui pembelahan mitosis khususnya pada dinoflagellata oseanik. Secara seksual melalui meiosis atau bila kondisi lingkungan memburuk akan berkembang menjadi kista istirahat dengan dinding sel yang tebal.
Contoh dari dinoflagellata antara lain Noctiluca miliaris dan Gymnodinium breve.Gymnodinium breve memiliki bentuk mirip seperti kunci gembok. Tubuhnya organisme ini dikelilingi oleh selulosa. Noctiluca miliaris kebanyakan hidup di air laut. Noctiluca miliaris dapat memancarkan sinar (bioluminense) apabila tubuhnya terkena rangsangan mekanik (Irfani, 2011).
4.      Krisomonadida
Bentuk tubuh dari kelompok Krisomonadida ini oval (bulat memanjang) atau seperti bentukan daun, kadang beberapa sel membentuk koloni dalam sebuah selubung gelatin. Krisomonas memiliki plastid yang berbentuk pipih melengkung. Memiliki sepasang flagel yang terdapat pada daerah posterior tubuhnya, salah satu dari flagel memanjang.
5.      Prymnesiida
Coccoliths merupakan salah satu contoh yang representatif dari ordo Prymnesiida.Coccoliths adalah kalsifikasi yang terbentuk dari sel coccolithophores, yang merupakan fitoplankton laut. Cincin coccolith terdiri dari sekitar dua puluh unit kristal kalsit. Bentuk dari sel ini pipih-oval atau melengkung (mirip seperti pelana kuda). Kloroplasnya terletak agak menonjol pada sel dan memiliki bentukan seperti mangkuk. Memiliki dua flagel pada daerah lateral tubuhnya, diantara flagel ini terdapat bentukan unik yang disebut haptonema.
6.      Volvocida
Bentuk tubuh organisme yang termasuk ordo Volvocida umumnya bulat dan berdinding tebal. Setiap spesie memiliki satu plastida dengan bentuk yang bermacam-macam, tetapi umumnya berbentuk melengkung seperti cangkir. Flagellata yang dimiliki umumnya 2 atau 4. Struktur flagella halus, tetapi padabeberapa spesies flagella berkaitan dengan papilla. Organisme ini umumnya hidup berkoloni. Permukaan koloni halus karena dilapisi oleh gelatin. Contoh dari ordo Volvocida antara lain: Volvox globator, Clamydomonas sp, dan Polytomela caeca. Ciri-ciri dariVolvox antara lain hidup secara berkoloni, koloni Volvox dapat terdiri dari ribuan sel yang masing-masing sel memiliki dua flagella. Setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas.
7.      Prasinomonadida
Organisme yang termasuk kedalam ordo Prasinomonadida, umumnya memiliki ciri-ciri: sel berbentuk oval-pipih dan diselubungi oleh 1 atau lebih lapisan, memiliki satu plastida tipis yang berbentuk seperti cangkir, dan memiliki 1, 2, 4 atau 8 flagel yang muncul dari cekungan permukaan tubuhnya. Contoh spesies yang termasuk kedalam ordo Prasinomonadida adalahTetraselmis convolutae.
8.      Silicoflagellida
Silicoflagellata tersebar secara luas di seluruh dunia, hidup pada zona neritik dan juga perairan dingin. Silicoflagellata adalah plankton laut yang mampu memperoleh energi baik sesara autotrof maupun heterotrof. Silicoflagellata merupakan fitoplankton yang berukuran sangat kecil yakni 6-20μm. Tubuh organisme ini berbentuk seperti lempeng bintang dengan pseudopodia yang muncul dari permukaan tubuhnya dan membentuk duri. Selnya memiliki banyak plastida kecil yang berbentuk bulat (Roger, 1988). Pergerakan tubuhnya dilakukan dengan bantuan salah satu flagella yang panjang. Flagella terletak didekat salah satu duri pada permukaan tubuhnya. Duri pada kerangka pada organisme ini berfungsi untuk mengapung diperairan. Kerangka Silicoflagellata biasanya terdiri 1-2% dari komponen mengandung silika sedimen laut.

I.2.2         Zooflagellata

Zooflagellata adalah flagellata yang menyerupai hewan, tidak berkloroplas dan bersifat heterotrof. Flagellata ini ada yang hidup bebas, bersimbiosis dengan organisme lain, namun kebanyakan bersifat parasit pada organisme lain. Berdasarkan ciri-ciri morfologinya, Zooflagellata diklasifikasikan menjadi 8 ordo, yaitu: Choanoflagellida, Cercomonadida, Pteromonadida, Trichomonadida, Diplomonadida, Hypermastigida, Kinetoplastida, dan Opalinida (Roger, 1988).
1.      Choanoflagellida
Choanoflagellata banyak ditemukan di laut atau air payau. Kelompok Choanoflagellata merupakan contoh yang sangat representative untuk mengGambarkan Zooflagellata yang hidup bebas dan memiliki struktur yang unik dalam mendapatkan makanan. Flagellata ini memiliki kumpulan mikrovilli pada bagian apikal yang berfungsi untuk menangkap mangsanya. Pada fase dewasa organisme ini hidup sesil dengan menempelkan bagian tangkainya pada substrat. Salah satu contoh spesies yang termasuk kedalam ordo ini adalah Monosiga ovata.
2.      Cercomonadida
Organisme yang termasuk kedalam ordo Cercomonadida, umumnya memiliki ciri-ciri: bentuk sel pyriform atau silindris, dapat melakukan gerakan amoeboid pada bagian posterior tubuh guna untuk menangkap mangsa, nukleus besar dan terletak pada bagian anterior, memiliki dua flagellata yang tidak simetris (yang 1 menjulur panjang, sedangkan yang lain pendek)
3.      Proteromonadida
Memiliki penjuluran flagella yang panjang adalah salah satu kharakteristik dari ordo Proteromonadida. Organisme ini memiliki dua buah flagel. Flagellata ini merupakan flagellata parasit pada amfibi dan reptile. Nucleus pada organisme ini tampak jelas pada bagian anterior, didekat nucleus ini tampak mitokondria yang berbentuk melengkung.
4.      Diplomonadida
Beberapa Diplomonas hidup didalam sisitem pencernaan inang, beberapa merupakan parasit pada manusia. Diplomonas yang hidup bebas umumnya berada di perairan yang kaya akan bahan organik. Organisme yang termasuk kedalam ordo Diplomonadida, umumnya memiliki sel memiliki bentukan simetri antara nukleus dan sistem flagella. Flagella yang dimiliki oleh organisme ini 1 sampai 4 buah. Flagella berada dalam alur longitudinal. Nucleus pada sel ini memiliki 2 nukleus yang tampak seperti bentukan mata (Roger, 1988). Organisme ini tidak memiliki mitokondria dan aparatus Golgi, namun memiliki relik mitokondria yang disebut mitosomes. Trepomonas sp danHexamita sp merupakan contoh Diplomonas yang hidup bebas. Giardia lamblia merupakan contoh Diplomonas yang hidup sebagai parasit pada manusia (Tovar et al., 2003).
5.      Trichomonadida
Organisme yang termasuk kedalam ordo Cercomonadida, umumnya memiliki ciri-ciri: bentuk sel pyriform atau oval, beberapa spesies dapat melakukan gerakan amoboid, nukleusnya terdapat pada bagian anterior tubuhnya, memiliki bentukan membrane bergelombang, jumlah flagelnya antara 4 hingga 6 buah. Nukleus pada organisme ini berikatan dengan pelta (bagian yang melengkung) pada axostyle. Salah satu contoh spesies yang termasuk ordo Trichomonadida adalahTritricomonas foetus (Roger, 1988).
6.      Hypermastigida
Metacoronympha merupakan genus terbesar pada ordo Hypermastigida. Organisme ini hidup didalam usus pada rayap dan kecoa. Ciri khas dari organisme yang termasuk kedalam ordo ini adalah bentuk sel pyriform dengan flagel yang tersusun mengerucut pada bagian apikal. Organisme ini memiliki satu nukleus.
7.       Kinetoplastida
Ordo ini diberi nama Kinetoplastida karena spesies-spesiesnya memiliki organ khusus, kinetoplas. Anggota dari ordo kinetoplastida ada yang hidup bebas dan ada yang hidup sebagai parasit. Spesies yang hidup bebas di alam, umumnya hidup di lingkungan perairan yang mengandung banyak senyawa organik. Organisme parasitik pada ordo ini dibedakan menjadi 2 genus, yaitu: Leishmania dan Trypanosoma yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Dua contoh spesies yang paling representatif untuk mewakili anggota ordo Kinetoplastida yang hidup bebas adalah Bodo saltans dan Chynchomonas nasuta. Bodo saltans merupakan flagellata aquatik yang memiliki flagella yang panjang untuk membantunya meluncur (bergerak). Spesies ini banyak ditemukan di air tawar yang banyak mengandung bakteri atau air payau yang tinggi akan kandungan senyawa organik Chynchomonas nasuta merupakan spesies bacterivorus dengan 1 flagella panjang dan 1 flagella anterior pendek yang muncul dari daerah sitofaring.Pada genus Leishmania ada tiga spesies yang paling sering menjadi parasit pada manusia, yaitu: Leishmania donovani yang menyebabkan leismaniasis viseral atau kala azar, Leishmania tropica yang menyebabkan leismaniasis kulit atau “oriental sore”, dan Leishmania bransiliensisyang menyebabkan leismeniasis mukokutis atau Espundia. Pada genus Trypanosoma terdapat tiga spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu Trypanosoma brucei, Trypanosoma gambiense, dan Trypanosoma cruzi. Penyakit yang disebabkan oleh spesies tersebut disebut tripanosomiasis (Gandahusada dkk., 1998). Gambar spesies Trypanosoma gambiense disajikan pada Gambar 4.22.
8.      Opalinata
Opalinata merupakan kelompok organisme yang memiliki multiflagel. Organisme memiliki cirri-ciri: berbentuk pipih, silindris, atau mirip sepertibentukan daun, bagian permukaan sel dikelilingi oleh pelikel dan flagella (flagella tampak seperti silia), memiliki 1 atau banyak nukleus, tidak memiliki cytopharing, dan sistem pencernaanya termodifikasi menjadi pinositosis. Umumnya Opalinida hidup berkomensalisme didalam sistem pencernaan amfibi atau ikan.

I.3         SIKLUS HIDUP

Reproduksi pada flagellata ada 2 macam, yaitu vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif dengan cara pembelahan biner secara longitudinal misalnya pada Euglena.Sedangkan reproduksi generatif terjadi karena persatuan antara ovum dan spermatozoid, misalnya pada Volvox. Reproduksi secara generatif berfungsi untuk memperkaya variasi genetik, sehingga menghasilkan individu mutan yang lebih tahan terhadap lingkungan.
Pada volvox terdapat koloni jantan yang menghasilkan sperma dan koloni betina yang menghasilkan ovum namun ada juga koloni yang bersifat hermafrodit yang dapat menghasilkan sperma dan ovum. Meskipun koloni yang bersifat hemafrodit dapat menghasilkan sperma dan ovum dalam satu koloni, kematangan sperma dan ovum tidak pada saat bersamaan, sehingga tidak dapat terjadi pembuahan diri. Ovum dihasilkan oleh oogonium, sedangkan volvox jantan menghasilkan spermatozoid oleh spermatogonium. Setelah terjadi fertilisasi akan menghasilkan zigot, zigot akan menghasilkan 4 spora yang kemudian akan menjadi individu baru.

I.4         RUMUSAN MASALAH

1.            Bagaimana klasifikasi flagellata?
2.            Bagaimana siklus hidup falgellata?
3.            Bagaimana morfologi dan anatomi flagellata?
4.            Bagaimana pencegahan dan pengobatan yang disebabkan oleh flagellata?

I.5         TUJUAN

1.            Mengetahui klasifikasi flagellata.
2.            Mengetahui siklus hidup flagellata.
3.            Mengetahui morfologi dan anatomi falgellata .
4.            Mengetahui pencengahan dan pengobatan yang disebabkan oleh flagellata.

BAB II   

PEMBAHASAN

II.1      PENGERTIAN FLAGELLATA

            Flagellata dalam bahasa Latin diambil dari kata flagell yang berarti cambuk atau mastigophora (dari bahasa yunani) mastig yang berarti cambuk. Ciri khas dari kelas flagellata ini adalah alat geraknya yang berupa cambuk getar . Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagel juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat indera karena mengandung sel-sel reseptor di permukaan flagel dan alat bantu untuk menangkap makanan. Klasifikasi flagellate dibedakan menjadi 2, yaitu Fitoflagellata dan Zooflagellata.  

II.1.1      Ciri-ciri Flagellata

1.      Mempunyai flagel (bulu cambuk) sebagai alat gerak.
2.      Hidup sebagai parasit atau hidup bebas di habitat air laut dan air   tawar.
3.      Permukaan tubuhnya dilapisi oleh kutikula sehingga bentuknya  tetap. 
4.      Memiliki dua macam protoplasma, yaitu, ektoplasma (lapisan luar) yang memadat dan lapisan dalam berupa endoplasma yang berwujud agak encer.
5.      Sistem reproduksi flagellata adalah dengan membelah diri secara memanjang

II.2      MORFOLOGI DAN ANATOMI FLAGELLATA SECARA UMUM

II.2.1      Morfologi Flagellata

Bentuk tubuh flagellata sangat beragam, ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola, memanjang, dan polimorfik. Hidupnya soliter atau berkoloni. Bergerak menggunakan flagel. Struktur tubuh flagellata ada yang diselubungi oleh membrane selulosa dan ada yang terlindungi oleh selaput pelikel. Terdapat stigma dan didalam sitoplasma terdapat berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus,vakuola kontraktil, dan vakuola nonkontraktil. Hampir semua golongan Flagellata mempunyai stadium trofozoit dan stadium kista, kecuali genus Trichomonas, yang hanya mempunyai stadium trofozoit. Stadium trofozoit mempunyai beberapa flagel yang keluar dari bleparoplas. Juga terdapat membran bergelombang yang mempunyai dasar costa. Kadang-kadang ada struktur yang tampak sebagai garis dari anterior ke posterior yang disebut axostyl. Ada beberapa Flagellata yang mempunyai sitostoma. Cara berkembang biak dari Protozoa ini secara aseksual dengan belah pasang longitudinal 

II.3      Flagellata yang  Menyerang Manusia

1.      Flagellata intestinal, oral, dan genital yang menginfeksi saluran pencernaan, rongga mulut, dan tractus urogenital. Dari golongan ini yang patogen hanya dua spesies, yaitu: Giardia lamblia, Trichomonas vaginalis
2.      Flagellata darah dan jaringan, yang menginfeksi sistem vasculer dan bermacam jaringan tubuh.Dari golongan ini yang patogen-terdapat dua genus, yaitu:
a.       Genus Leishmania yang terdiri dari spesies:
·         Leishmania donovani
·         Leishmania tropica
·         Leishmania brasiliensis
b.      Genus Trypanosome, yang terdiri dari spesies:
·         Trypanosome rhodesiense
·         Trypanosome gambiense
·         Trypanosome cruzi

II.4      Giardia lamblia

Protozoa ini pertama kali dilihat oleh Leeuwenhoek waktu memeriksa tinjanya sendiri tahun 1681, yang terlihat sebagai organisme yang bergerak. Parasit ini tersebar luas secara kosmopolit, dan lebih sering ditemukan pada daerah tropik dan subtropik dan prevalensinya tinggi pada anak-anak. Protozoa ini berhabitat di usus halus, kadang-kadang di saluran empedu bahkan ada juga di kandung empedu. Hospes penyakit ini adalah manusia dan hospes reservoirnya adalah tikus. Penyakit yang ditimbulkan oleh penyakit ini disebut Giardiasis atau Lambliasis.

II.4.1      Morfologi Giardia lamblia

Giardia lamblia memiliki 2 stadium, yaitu stadium trofozoit dan stadium kista.  Trofozoit berukuran panjang 9-20 μm, lebar 5-15 μm. Berbentuk oval hingga ada yang berbentuk buah pear atau bentuk hati. Bentuk trofozoit spesies ini memiliki : sucking disc pada ujung anteriornya, yaitu area konkaf yang menutupi setengah dari permukaan ventral. Dua buah nuclei yang terletak simetris bilateral. Nuklei tersebut mengandung sedikit kromatin perifer namun memiliki kariosom besar yang berada di tengah. Sebuah axostyle, terdiri dari 2 axonema yang membagi dua tubuhnya. Dua buah median bodies (parabasal bodies), diduga memiliki peranan dalam proses metabolisme. Empat flagella yang terletak di lateral, 2 lateral di ventral, dan 2 terletak di kaudal.
Kista berukuran lebih kecil daripada trofozoit yaitu panjang 8-18 μm dan lebar 7-10 μm. Letak kariosom lebih eksentrik bila dibandingkan dengan trofozoit. Pada kista yang telah matur terdapat 4 buah median bodies, 4 buah nuclei, dan dapat pula ditemukan longitudinal fibers.

II.4.2      Patologi dan Gejala Klinik Giardia lamblia

Dengan batil isap yang cekung, stadium trofozoit melekat pada permukaan epitel usus, sehingga, menimbulkan gangguan fungsi usus dalam penyerapan sari makanan terutama dalam menyerap lemak. Kerusakan biasanya berupa penipisan villi, dan peradangan kripti dan lamina propria. Kelainan yang disebabkan oleh iritasi dan toksik, apalagi dengan infeksi ini terjadi gangguan sekresi dari cairan empedu, maka akan terjadi gangguan absorbsi lemak dan vitamin A, hingga dapat terjadi steatohrhoe dan avitaminosa A. Produksi enzim oleh mukosa juga akan berkurang. Penghambatan allran bilirubin oleh G. lamblia akan menghambat aktivitas pacreatic lipase yang menimbulkan gejala kembung, abdomen akan membesar dan tegang, timbul rasa mual dan anureksia yang berakibat berat badan menurun dengan tinja berbau busuk. Semua gejala ini disebut sindroma malabsorbsi.
Bila gejala berkelanjutan tanpa pengobatan, maka akan terjadi keadaan yang lebih serius, yaitu penderita akan menjadi kurus kering yang disebut cachexi.

II.4.3       Pencegahan dan Pengobatan Giardia lamblia

A.    Pencegahan pada penyakit yang disebabkan oleh Giardia lamblia:
1.   Menggunakan iodium atau klorin dioksida pada air yang dikonsumsi.
2. Parameter air seperti suhu, kekeruhan dan kepekatan juga dapat mempengaruhi efektifitas suatu perawatan terhadap infeksi
B.     Pengobatan pada penyakit yang disebabkan oleh Giardia lamblia :
1.  Metronidazol dosis dewasa 3 x 25 mg/hari selama 7 hari. Untuk anak dosis disesuaikan dengan usia.
2.   Chloroquin 300 mg dosis tunggal selama 5 hari.
3. Atebrin dan Acrinil juga dapat dipakai sebagai obat yang spesifik untuk Giardiasis (Schneider 1961).

II.5      Trichomonas vaginalis

Penyebaran dari Protozoa ini hampir di seluruh dunia. Parasit ini berhabitat pada vagina wanita
, pada uretra, epididimis, dan prostat pada laki-laki. Parasit ini tidak tahan pada desinfektan zat pulasan dan antibiotika. Dalam biakan, parasit ini mati pada pH kurang dari 4,9.Penularan dari parasit ini dapat secara langsung melalui hubungan seksual dan secara tidak langsung melalui alat kedokteran secara tidak sengaja, atau melalui alat mandi dan toilet seat. Dilaporkan juga bahwa parasit ini dapat hidup selama 1 hari pada handuk yang lembab.

II.5.1      Morfologi Trichomonas vaginalis

Trichomonas vaginalis tidak memiliki stadium kista tetapi hanya ditemui dalam stadium tropozoit. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
·         Bentuknya oval atau piriformis
·         Memiliki 4 buah flagel anterior
·         Flagel ke-5 menjadi axonema dari membran bergelombang (membrana undulant)
·         Pada ujung posterior terdapat axonema yang keluar dari badan, yang diduga untuk melekatkan diri pada jaringan sehingga menimbulkan irritasi.
·         Memiliki satu buah inti
·         Memiliki sitostoma pada bagian anterior untuk mengambil makanan
·         Perkembangbiakan dengan cara belah pasang.

II.5.2      Patologi dan Gejala Klinik Trichomonas vaginalis

Tidak semua orang yang terinfeksi dengan T vaginalis menjadi sakit, tapi bila flora, bakteri, pH dan keadaan fisiologi vagina sesuai, maka T vaginalis yang ditularkan dalam jumlah cukup mulai berkembang biak menyebabkan degenerasi dan deskuamasi sel epitel vagina yang disusul oleh serangan leukosit. Sekret vagina yang terdiri dari parasit dan leukosit serta Bel-Bel epitel yang rusak akan mengalir keluar vagina yang menimbulkan gejala flour albus atau keputihan yang disebut juga leucorrhoe. Gejala ini disertai dengan pruritus vagina atau vulva dan kadang-kadang terjadi rasa nyeri waktu kencing (disuria). Infeksi dapat menjalar menjadi uretritis, namun ada infeksi tanpa gejala same sekali. Pada laki-laki umumnya tanpa gejala, tapi pada infeksi beret dan kronis bisa menyebabkan uretritis, prostatitis, dan prostovesikulitis.Pada pemeriksaan inspeculo, kelainan vaginitis terlihat dinding vagina dengan tanda-tanda peradangan dan hyperemi dan terlihat ptechie. Flour terkumpul di belakang porno ada yang encer, kadang-kadang terjadi infeksi campuran, make terlihat flour yang kental berwarna putih kekuning-kuningan atau putih kelabu dan berbusa.

II.5.3      Pencegahan dan Pengobatan Trichomonas vaginalis

A.    Pencegahan
1.  Menghindari kontak seksual dengan orang yang diketahui terinfeksi dengan STD apapun
2.  Penggunaan kondom laki-laki atau perempuan untuk setiap episode hubungan seksual
3.  Menghindari hubungan seksual dengan banyak pasangan
4. Menghindari asupan alkohol yang tinggi, yang dapat meningkatkan risiko hubungan seksual dengan banyak pasangan dan tanpa menggunakan kondom
B.     Pengobatan pada penyakit yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis :
Pengobatan harus diberikan pada pasangan suami-Istri, yaitu Metronidazol per os: 2 x 250 mg/hari selama 5-7 hari. Lokal untuk wanita Metronidazol 500 mg dalam bentuk tablet vagina satu  kali sehari selama 5-7 hari.

  

BAB III   

KESIMPULAN


Berdasarkan pembahasan mengenai flagellata diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
  1. Flagellata berdasarkan bentuknya dikelompokan menjadi Fitoflagellata dan Zooflagellata
  2. Flagellata berdasarkan habitatnya dikelompokan menjadi Flagellata intestinal, oral, dan genital dan Flagellata darah dan jaringan
  3. Morfologinya, Bentuk tubuh flagellata sangat beragam, ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola, memanjang, dan polimorfik. Hidupnya soliter atau berkoloni. Bergerak menggunakan flagel. Struktur tubuh flagellata ada yang diselubungi oleh membrane selulosa dan ada yang terlindungi oleh selaput pelikel. Terdapat stigma dan didalam sitoplasma terdapat berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus,vakuola kontraktil, dan vakuola nonkontraktil.
  4. Flagellata bereproduksi dengan cara vegetatif dan generatif 


DAFTAR PUSTAKA

Aisyah. (2013, April). Makalah Mastighopora n Flagellata. Retrieved Januari 2016, from http://blogaisyahs.blogspot.co.id: • http://blogaisyahs.blogspot.co.id/2013/04/makalah-mastighopora-n-flagellata
Al-Rasyid, M. (2012, Mei). Giardia lamblia. Retrieved Januari 2016, from http://maksumprocedure.blogspot.co.id: http://maksumprocedure.blogspot.co.id/2012/05/giardia-lamblia
Padlan. (2012, Juli). Makalah Flagellata. Retrieved Januari 2016, from http://padlan14.blogspot.co.id: http://padlan14.blogspot.co.id/2012/07/makalah-flagellata
Purwoko, D. (2015, Februari). Buku Ajar. Retrieved Januari 2016, from http://djokopurwoko.blogspot.co.id: http://djokopurwoko.blogspot.co.id/2015/02/buku-ajar-ii-106-278
Quintana, K. (2012, April). Trichomonas vaginalis. Retrieved Januari 2016, from http://cocoquiin.blogspot.co.id: http://cocoquiin.blogspot.co.id/2012/04/trichomonas-vaginalis_27

0 komentar:

Posting Komentar